Halaman Sambutan


Minggu, 28 November 2010

Cara Tuhan

Cara Tuhan

Pegawai istana itu berkata kepada-Nya:

"Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya:

"Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan

yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.

(Yohanes 4:49-50)

     Pegawai istana itu mengundang Yesus, tapi tanpa sadar dia sudah membatasi Tuhan. Dengan berkata 'datanglah sebelum anakku mati', artinya: Tuhan Yesus untuk menyembuhkan anak itu, Ia harus datang.

     Jika tidak datang, tidak akan ada kesembuhan. Yang kedua, harus datang sebelumnya anaknya mati. Artinya kalau sudah mati, berarti sudah terlambat dan tak bisa dipulih lagi.

     Tetapi Tuhan Yesus berkata: "Pergilah, anakmu hidup." Dengan itu Tuhan berkata: CARAKU, dan bukan CARAMU. TIDAK USAH AKU datang seperti yang kau pikirkan. AKU PUNYA CARA SENDIRI.

     Saudara yang kekasih, kadang saat kita berkata: DATANGLAH... maka DIA menjawab: PERGILAH...

     Waktu kita MEMINTA, DIA akan menjawab: BERILAH.

     CARANYA memang beda.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Sabtu, 20 November 2010

Sungguh Amat Baik

Sungguh Amat Baik

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik.

Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

(Kejadian 1:31)

     Tiap kali Tuhan Allah menciptakan sesuatu, Maka Tuhan melihatnya dan itu 'was good', baik adanya. Tetapi saat hari keenam, bukan lagi baik, tetapi sungguh amat baik.

     Apa yang mengubah 'Baik' menjadi 'Sungguh Amat Baik'? yaitu ketika Tuhan menciptakan manusia, yang "Bisa Dipercayai Untuk Mengelola Ciptaannya".

     Jika kita dapat dipercayai, yang buruk akan jadi baik.

     Jika kita dapat dipercayai, yang baik akan jadi sungguh amat baik.

Saudara dan sayakah itu? O... saya berharap betapa kita bisa mendengar kerinduan hati-Nya untuk mendapatkan orang-orang yang dapat dipercaya-Nya.

     Jangan sekedar jadi orang yang percaya kepada-Nya.

     Jadilah orang-orang yang dapat dipercayai-Nya.

By His grace,

Pdt. Petrus agung Purnomo.

Minggu, 14 November 2010

Ke Manakah Pula Kita Maju?

Ke Manakah Pula Kita Maju?

Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana.

(Ulangan 1:28)

     Orang yang punya visi adalah orang yang terus bergerak maju. Visi menunjukkan pada tujuan ke depan. Visi pulalah yang membuat sekitar kita bergerak. Bahkan alkitab berkata: without vision, people perish... tanpa visi, kita binasa.

     Namun visi hanya bisa tetap hidup jika hati kita tetap hidup dalam pengharapan. Akan tetapi jika hati kita tawar, maka arah kita hilang dan visi kitapun kabur dan lenyap.

     Saudara, jangan biarkan siappapun dan apapun menawarkan hati kita. Jangan bergaul dengan mereka yang apatis, skeptis, dan negatif. Bergaulah dengan mereka yang beriman, bersemangat, positif. Sebab jika hati kita hidup, maka visi kitapun akan terus hidup sedangkan jika hati kita tawar, visipun akan sirna.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Minggu, 07 November 2010

Ia dan Mereka

Ia dan Mereka

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar?

TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. (Yesaya 40:28)

Tetapi orang-orang yang menanti-natikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:31)

     Kedua ayat itu bicara tentang bagaimana mewarisi sesuatu yang ajaib dari Tuhan. Di ayat ke-28, Tuhan kita Tuhan yang tidak menjadi lelah dan lesu. Di ayat ke-31, kita yang akan jadi orang yang tidak menjadi lelah dan lesu.

     Siapa yang kita paling nantikan dalam hidup kita, Dialah yang akan memberi warna paling dominan dalam hidup kita juga. Jika manusia tertentu yang paling kita nantikan, maka dialah sumber segalanya dan warna hidup kita. Dan kita akan jadi seperti dia.

     Tetapi jika Tuhan yang kita nantikan, maka kita akan makin serupa dengan Dia. Kekuatan dan penyertan-Nya akan mengalir dalam hidup kita.

     Jadi, natikanlah Tuhan. Berharap pada-Nya dan bukan pada yang lain.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo