Halaman Sambutan


Kamis, 29 Juli 2010

YUSUF-YUSUF AKHIR ZAMAN (3)

Yusuf-Yusuf Akhir Zaman (3)

"Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya."

(Kejadian 49:26)

     Yusuf adalah 'yang teristimewa' diantara saudara-saudaranya... atau dia seperti seorang pangeran dibanding saudara-saudaranya. Apa maksudnya? Yusuf punya perilaku, sikap, perhitungan, kedewasaan, cara pikir, tanggung jawab, dan sebagainya di atas rata-rata. Dia berpikir, berperasaan , dan berpertimbangan yang amat beda. Tidak hidup seperti rata-rata orang lain, tapi hidup di atas rata-rata dalam prestasi, kematangan, sikap hati, dan sekali lagi tanggung jawabnya.

     Keistimewaan ini bukan bakat dari lahir, tetapi pengembangan kepribadian lewat tempaan hidup. Tentu pengerjaan tangan Tuhan ada dibalik semua yang dilewatinya.

     Karena itu, jangan mudah bersungut-sungut, merengek-rengek, manja, gampang menyerah, mudah kecewa, dan  putus asa. Mereka yang kekank-kanakan tak bisa duduk di tahta.  Mereka yang bertanggung jawab taj=k akan dipercayai.

     Jadilah dewasa, di atas rat-rata. Amin.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo


Selasa, 20 Juli 2010

YUSUF-YUSUF AKHIR ZAMAN (2)

Yusuf-Yusuf Akhir Zaman (2)
"Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya"
(Kejadian 49:23)

          Dalam terjemahan lain disebutkan bahwa mereka pemanah-pemanah kepahitan. Ternyata orang yang suka memanah orang lain adalah orang yang dalamnya menyimpan kepahitan. Itu yang dilontarkan dengan tajam ke arah orang lain.
         Memang panggilan dan berkat Yusuf mengundang iri dan dengki dari orang lain. Bahkan dari saudara sendiri. Itulah sebabnya mereka bahkan ingin membunuh dan menyingkirkannya.
      Jika sekumpulan orang yang tidak mengalami kemajuan dan pertumbuhan apapun berkumpul, mereka takkan tahan jika bertemu dengan seseorang yang sedang dan terus naik. Tanpa sadar itu memahitkan hati mereka. Lalu panah-panah kepahitan yang ditembakkan.
       Jika kita punya panggilan Yusuf, biasakan diri dengan panah-panah sperti itu tanpa membiarkan kita terluka dan jadi pahit seperti mereka. Ingatlah kekuasaan dan kemuliaan yang dibumbui kepahitan akan menghasilkan kekejaman. Jadi... jangan pahit...

By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo

Sabtu, 10 Juli 2010

YUSUF-YUSUF AKHIR ZAMAN (1)

Yusuf-Yusuf Akhir Zaman (1)
"Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok"
(Kejadian 49:22)
Inilah ciri Yusuf-Yusuf akhir zaman:
     Dahan-dahannya naik mengatasi atau melewati tembok. Semua kita tahu bahwa jika kita memiliki pohon buah-buahan dan dahannya ada yang menjorok ke halaman tetangga, maka buah-buah yang tergantung pada dahan yang menjorok itu adalah milik tetangga tersebut. Kalau menjoroknya ke arah jalan umum, maka siapapun yang melintas boleh dan berhak mengambilnya.
      Yusuf akhir jaman haruslah orang yang punya hati memberi, murah hati, dan rela hati. Yusuf akhir jaman bukanlah seorang yang egois dan tidak peduli orang lain. Dia sadar kekayaan yang dimilikinya sesungguhnya milik Tuannya, sehingga ketika seluruh dunia datang pada kita, akan kita persembahkan bagi Tuhan.
     Apakah saudara murah hati? Apakah ada dahanmu yang terjulur keluar melintasi tembok egomu? Mintalah hati seperti Yusuf. Amin.

By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo 

Jumat, 09 Juli 2010

RAJA BESAR

RAJA BESAR

"Maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar"
(Matius 5:35)
         Ada banyak raja di dunia ini. Mereka adalah raja-raja yang menguasai berbagai bidang. Ada yang menguasai polotik, perdagangan, budaya, angkutan, dan sebagainya. Dalam hidup kita sehari-hari seringkali kita bertemu atau berhadapan dengan raja-raja ini.
      Kita bisa merasakan pengaruhnya, otoritasnya, dan kekuatannya. Kadangkala apa yang mereka miliki sangat membantu kita, tapi tidak jarang juga menyulitkan kita. Meskipun demikian, sekalipun mereka raja, mereka adalah raja-raja kecil. Sdangkan Tuhan Yesus kita adalah Raja Besar. Tuhan bahkan Raja di atas segala raja.
      Pada saat kita mengabdikan diri pada-Nya, kita sebenarnya menghisapkan diri pada kekuatan terbesar, adidaya yang tak tertandingi. Karena itu jangan tertunduk. Biar kepalamu tegak menatap masa depan, sambil hati terus berpaut pada-Nya. Sebab yang kita sembah adalah Raja Besar.

By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo