Halaman Sambutan


Sabtu, 25 September 2010

LEGALITAS

LEGALITAS

"Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia bin Salum bin Zadok bin Ahitub bin Amarya bin Azarya bin Merayot bin Zerahya bin Uzi bin Buki bin Abisua bin Pinehas bin Eleazar bin Harun, yaitu Harun imam kepala."

(Ezra 7:1-5)

     Mengapa Ezra harus ditulis silsilahnya dan berujung pada Harun, imam kepala atau imam besar? Sebab itulah yang menjadi bukti keabsahan secara hukum bagi Ezra untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengatur kebaktian.

     Di dalam hidup kita, keabsahan kita secara umum ada pada saat kita menjadi anak Allah. Namun secara khusus, tiap kita sebenarnya memiliki mandat pribadi dari Tuhan untuk melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki. Mandat itu adalah keabsahan secara legalitas di haadapan Tuhan, manusia, dan semua roh termasuk roh jahat.

     Saat seseorang menjalankan pelayanannya, maka bukti kelegalitasannya adalah urapan Tuhan dalam hidupnya. Karena itulah penting buat kita untuk melakukannya segala sesuatunya dalam ketepatan.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Sabtu, 18 September 2010

TIDAK PERCAYA

TIDAK PERCAYA

Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: "Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" jawab abdi Allah: "Sesungguhnya engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak ada makan apa-apa dari padanya."

(2 Raja-Raja 7:2)

   Hari-hari ini, hal yang paling berbahaya adalah 'KETIDAKPERCAYAAN'. Ketika pertolongan Tuhan seperti bertahap, selangkah demi selangkah, ketidakpercayaan mungkin hanya akan berakibat pada lambannya mujizat dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Dan seringkali ketidakpercayaan hanya berujung pada tidak terjadinya mujizat atau janji Tuhan dalam hidup kita.

    Namun ketika Tuhan bekerja dengan kuat dan cepat, ketidakpercayaan bisa begitu berbahaya. Ketidakpercayaan bisa mendatangkan kematian. Ketidakpercayaan mendatangkan hukuman yang seketika.

       Saat Tuhan bergerak langkah demi langkah, belajarlah untuk percaya. Waktu Dia bergerak dengan cepat dan kuat, tak ada plihan... harus percaya... dan percaya.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Sabtu, 11 September 2010

MENCAMPURI URUSAN

MENCAMPURI URUSAN

Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, mejawab abdi Allah, katanya: "Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" jawab abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."

(2 raja-raja 7:2)

     Elisa sedang berbicara kepada Raja dan bukan kepada ajudan Raja. Tetapi perwira yang menjadi ajudan raja itu sungguh tak tahu menempatkan diri. Tiba-tiba dia angkat bicara. Tiba-tiba dia menjawab. Dan jawabnya adalah jawaban ketidakpercayaan. Akibatnya dia mati terinjak-injak rakyat pada saat mujizat datang.

     Tiap kita punya peran dan jalur yang sudah ditentukan. Tiap kita berfungsi pada bagian-bagian kita masing-masing di hadapan Tuhan. Tidak berarti kita tidak boleh ikut bicara dan berpendapat. Tetapi alangkah bijaksananya kita berpkir dua kali sebelum ikut berpendapat. Kita harus belajar untuk menimbang apakah yang sedang dibicarakan itu perkara manuasia atau perkara Tuhan.

     Menjamah area atau rahasia ilahi memang hal yang bisa berakibat serius. Jadi, jadikan cerita ini pelajaran buat ke depan.

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Senin, 06 September 2010

RAJA PERSIA

RAJA PERSIA

"Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan  oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem yang terletak di Yehuda. Siapa diantara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"

(2 Tawarikh 36:22-23)

     Kelihatannya tidak ada yang aneh dari cerita di atas. Tetapi sebenarnya itu 'tamparan' bagi umat Tuhan.

     Bayangkan, BAIT ALLAH yang KUDUS, dibangun oleh karena seorang RAJA PERSIA dan bukan RAJA ISRAEL.

Yang seharusnya membangun malah meruntuhkan.

Yang seharusnya menguduskan malah menajiskan.

Yang seharusnya menolong malah merongrong.

Yang seharusnya menjagai malah menciderai.

Saudaraku, apakah sebenarnya panggilan hidupmu?

     Sudahkan kita menjalani itu atau haruskah Tuhan pakai RAJA- RAJA PERSIA lain untuk melakukannya.

Mari bekerja dan berlari pada panggilanNya.

Jangan sampai jatah kita diambil dan diserahkan kepada orang lain.

By His grace

  Pdt. Petrus Agung Purnomo 

DAPAT DIPERCAYAI

Dapat Dipercayai 

"Mereka kemudian tidak mengadakan perhitungan dengan orang-orang yang diserahi uang itu untuk memberikannya kepada tukang-tukang, sebab mereka bekerja dengan jujur"

(2 Raja-Raja 12:15)

      Betapa sulitnya kita mendapati orang yang jujur dan punya integritas dalam hari-hari ini. Dimana apapun yang kita percayakan, kita yakin tidak akan diselewengkan atau disalahgunakan. Kiranya sifat jujur seperti itu Tuhan dapati ada pada kita. Kiranya kita adalah orang-orang yang dapat dipercayai. Sebab 'dapat dipercayai' sebenarnya melebihi kecakapan, keterampilan, dan kemampuan kita. Sehebat apapun kita, jka Tuhan tidak mempercayai kita, maka semuanya hanya akan berkembang sebatas kepercayaanNya itu.

      Saudara, jadilah orang yang jujur dan berintegritas. Luar dan dalam kita sama. Jika kita seorang bawahan, biarkan pemimpin kita bisa tidur dengan nyenyak tanpa was-was. Bila kita seorang hamba Tuhan, kiranya Tuhan menambahi kita dengan mandat dan berkat baru.

      Karena Paulus berkata, untuk jadi pelayan Perjanjian Baru, yang diminta adalah: dapat dipercayai... 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo